Lima makanan "khas" di indonesia yang identik dengan kemiskinan
Bank
Dunia mendefinisikan Kemiskinan absolut sebagai hidup dengan pendapatan
dibawah 1 dollar AS per hari dan Kemiskinan menengah untuk pendapatan
dibawah 2 dollar AS per hari. Di Indonesia banyak faktor yang
menyebabkan sebagian rakyatnya hidup dalam keadaan serba kekuarangan,
salah satunya kebijakan ekonomi yang dikeluarkan oleh pemerintah dan
swasta. Sehingga untuk mengisi perut yang keroncong pun dengan makanan
seadanya, seperti 5 makanan berikut ini:
1.Nasi aking
Sejenis
makanan yang berasal dari sisa-sisa nasi, bekas, tak termakan, lalu
dibersihkan dan dikeringkan di terik matahari. Nasi aking biasanya
dijual sebagai makanan unggas. Tetapi belakangan masyarakat pun mulai
mengonsumsi nasi aking. Nasi aking bukanlah makanan yang layak
dikonsumsi manusia; berwarna coklat dan dipenuhi jamur. Namun,
masyarakat kelas bawah menjadikannya sebagai makanan pokok pengganti
nasi karena tak mampu membeli beras. Untuk menghilangkan bau, nasi aking
terlebih dahulu dipisahkan dari kotoran, dicuci, dijemur, lalu diberi
kunyit untuk mengurangi rasa asam akibat jamur yang tertinggal.
2.Tiwul atau Thiwul
Makanan
pokok pengganti nasi beras yang dibuat dari ketela pohon atau
singkong. Penduduk Pegunungan Kidul (Pacitan, Wonogiri, Gunung Kidul)
dikenal mengonsumsi jenis makanan ini sehari-hari. Tiwul dibuat dari
gaplek. Sebagai makanan pokok, kandungan kalorinya lebih rendah
daripada beras namun cukup memenuhi sebagai bahan makanan pengganti
beras. Tiwul dipercaya mencegah penyakit maag, perut keroncongan, dan
lain sebagainya. Tiwul pernah digunakan untuk makanan pokok sebagian
penduduk Indonesia pada masa penjajahan Jepang.
3.Gaplek
Makanan
yang diolah dari umbi ketela pohon atau singkong. Prosesnya sangat
mudah; umbi singkong yang telah dipanen kemudian dikupas dan
dikeringkan. Gaplek yang telah kering kemudian bisa ditumbuk sebagai
tepung tapioka yang bisa dibuat bermacam-macam kue. Tepung tapioka dari
gaplek selanjutnya bisa dibuat menjadi nasi tiwul yang gurih. Nasi
tiwul sangat populer di masyarakat yang hidup di Pegunungan Kidul yang
memanjang dari Gunung Kidul di Yogyakarta sampai kawasan kabupaten
Pacitan.
4.Nasi Jagung
Nasi
jagung (Nasek empog) terdiri dari nasi putih yang dicampur dengan biji
jagung yang telah dimasak bersama dengan nasi tersebut. Nasi jagung
sama dengan nasi putih biasa dimakan dengan lauk-pauk lainnya.
5.Angin dan Harapan yang Bias
Poin
ini bukanlah makanan seperti empat poin di atas yang dapat dinikmati
dan dikecap oleh lidah. Angin adalah ketika mereka orang miskin bahkan
tidak mendapatkan dan merasakan makanan yang masuk ke dalam mulut
mereka, akibat tidak memiliki pekerjaan dan hidup hanya bermodalkan
belas kasihan masyarakat di sekitarnya. Harapan bias adalah ketika
mereka dapat makan untuk beberapa bulan ke depan dengan harapan adanya
kehidupan lebih baik di kemudian hari, yang diucapkan oleh
pejabat-pejabat daerah yang mengunjungi mereka.Namun tidak kunjung terwujudkan, bahkan dalam jangka beberapa kali pemilihan umum. (
0 komentar:
Posting Komentar